JEJAK LANGIT

Rabbanaa,, maa khalaqta haadzaa baatila...

my page

Perjuangan dan Pengorbanan



Hari senin kemarin,, bertepatan dengan jadwal check up-ku ke RS… Sejak dari rumah perasaan dah ga enak. Ditambah dengan ketegangan di sepanjang perjalanan (trauma papasan sama mobil) :p alhasil, sampai di RS bentukku sudah sangat tidak mbejaji.. dag dig dug-dag dig dug.

Suasana bertambah mencekam ketika namaku dipanggil dari spiker, di persilahkan masuk ke ruang dokter. Jeng jeeeeeng.. saatnya tiba!!!

Singkat cerita, setelah perban dibuka,, dokter says, ternyata lapisan kulit yang tumbuh (selama hampir 2 bulan ini) bukan kulit yang bagus.. doeng.. apa mksudnya?

Tanpa penjelasan lebih lanjut, aku di bawa ke ruangan lain (ACnya dingin banget oeeyy) beberapa orang perawat mendekat, sambil membawa “kletekan” yg berisi alat2 mengerikan..

Sesaat kemudian,salah satu perawat berdiri di samping kakiku sambil membawa piset dan gunting, tersenyum, ia berkata “tahan ya mbak, sakit dikit”

aku sekarang baru dong apa yang dimaksud dokter tadiiiiiiiiiiiii…
aku baru pahaaamm, perawat-perawat ini mau ‘ngilangi’ kulit yang tidak bagus ituuu….
OH NOOO….. reflek, bantal ku gigit keras2 ketika pinset dan gunting itu beraksi menguliti lapisan kulitku..
dengan mata setengah terpejam (pie iki jal?) ku amati prosesnya,,
huaaa..darah sudah tumpah ruah disanaaa.. pinset buat narik2, misahin daging ma kulit,, gunting buat nggunting kulit yang udah berhasil ditarik.. begitu seterusnya…

Subhanallah.. Bisa anda bayangkan, rasanya daging dipisahkan dari kulitnya dengan paksa, tanpa dibius!!!

Otomatis, aku berontak, memukuli perawat yang berada paling dekat dengan jangkauan tanganku. Mencoba melepaskan diri dari ancaman itu.. perawat lain bertindak,, mereka memegang kaki, tanganku.. Allahuakbar.. Inginnn sekali aku berteriak, “woooiiii, ra berperikemanusiaan banget too.. kui sikile wong urip yhooo” (tp kan gigit bantal, jadi ya ga bisa triak2) :(

hufh, setelah beberapa menit mencoba melepaskan diri tp malah gagal (sesak nafas), aku menyerah.. Allahumma,,ku serahkan semua padaMu.. aku milikMu sepenuhnya, Rabbi.. aku milikMu… (huaaaa… sambil mewek abis-abisan..)

“operasi kecil” itu berlangsung lama, sekitar 1jam, karena memang wilayah luka yang cukup lebar, dan masih membersihkan (bhsa alusnya memotongi) daging2 yang kata dokter menghambat pemulihan.

Linglung. Rasanya benar-benar tak percaya saat “eksekusi” itu  usai. T.T

Berjam-jam berlalu, tapi ngiluu-perihh masih saja merajam kakiku, menjalar ke tulang atas, atas, atas, dan atasnya… berkolaborasi dengan sederetan rusuk yang patah, sesak nafas, dan vertigo.. \m/

Tak berhasil mengatasi semua itu, maka rewel lah diriku. Pokoknya, semuanya serba salah. Pengen ngeyel, ngambek abis2an. (Tp aku diem aja kok, ga tega, ga mau semakin ngrepoti ibuk yang emang udah bingung...)

kuputuskan untuk mencari pengalih biar pikiran ga konsen ke sakit doang..
Hufh,, iseng.. kuambil buku teubeeelll di meja. “Cahaya dari bukit Shafa” …Buku tentang siroh Rasulullah dan sahabat2nya, yang di sajikan dalam bentuk novel.

Asal saja ku buka lembaran-lembaran itu.. ga niat baca.

Mataku terpaku sebuah episode tentang seorang sahabat.. bernama Khabbab bin arts..
Tak tahu kenapa, aku tertarik, dan membacanya.. (kisahnya bisa dibaca di postingan sebelum ini) :p



Speechless..


Sejenak, aku merenung.. Sakit yang kurasa, sama sekali tak ada apa-apanya dari apa yang ia rasakan.. dan ia,,,ia tetap tegar, tetap istiqomah..

Lantas pikiran melayang ke kisah2 para sahabat Rasulullah yang lain, kisah para ulama mempertahankan dien ini, kisah saudara-saudara kita di palestine…


Duhai,, semakin hina saja diri ini..


Allahumma,, kembali aku tersadar.. bahwa demikianlah hidup ini. Memang setiap perjuangan itu menuntut pengorbanan…

Apalagi untuk tujuan tertinggi setiap muslim… Allah…

……….

Bukankah cita-cita terindah itu takkan bisa diraih tanpa perjuangan?
Dan dengan apa kita bisa menunjukkan kesungguhan dalam perjuangan itu?
Dengan apa kita bisa menyebut diri kita seorang muslim?
Dengan apa kita bisa membuktikan rasa syukur, rasa Cinta kepada Allah??
Dengan apa???

…….
Bukankah hanya dengan pengorbanan dan pengorbanan… hanya pengorbanan tanpa henti, pengorbanan yang terus mengalir menghiasi lembar-lembar kehidupan…. Hanya itu yang bisa lakukan..

Apalah arti pengorbanan kita sebagai seorang hamba, yang telah diberi nikmat yang takkan pernah bisa kita hitung banyaknya.. Bukankah memang itu semua adalah milikNya?? Lantas apa artinya??

Begitulah.. Allah yang Maha Baik, Allah yang Maha Agung.. Ia yang meminjamkan semua yang kita nikmati saat ini,,, lalu, ketika ada saatnya semua itu harus dikembalikan kepadaNya (dan kita mlepasnya dg ikhlas), kita sama sekali tidak disuruh untuk membayar semua nikmat yang sudah kita nikmati itu,,, malahan Allah memberikan pahala yang sangat besar untuk kita..
Subhanallah,, itulah Kebesaran Allah..

Tak hanya itu, Allah hanya mencoba kita semampu yang kita bisa. Selalu. Tak pernah lebih. Tak pernah..
Allah selalu mengerti kita, sangat mengerti keadaan kita…

Astaghfirullah…


Laut takkan indah tanpa gelombang,
langit takkan indah tanpa bintang,
bintang takkan bersinar tanpa kegelapan malam,
perjuangan takkan berakhir tanpa pengorbanan..
(Sayyidina Ali RA)


Dimanapun berada,, di dalam media apapun kita semua berjuang.. apapun caranya,, teruslah percaya kawan, bahwa Allah tak akan menyia-nyiakan pengorbanan kita untukNya,.. sekecil apapun pengorbanan itu, akan diangkatNya menjadi saksi… lalu menjadi penolong, ketika kelak tak ada seorangpun yang datang menolong kita…


                                                           ALLAHU AKBAR!!!!!








****************

Allahu akbar,, Allahu ya Rahman….
Yang memberikan penawar bagi semua sakit ini, dengan begitu manis...
Engkau memberiku kesempatan kepadaku untuk meyatu dengan ketidakberdayaanku.. agar aku bisa kembali merenungi memang begitulah hakikat seorang manusia. Yang memang penuh dengan ketidakberdayaan…




Meski kurapuh, dalam langkah,, Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa, hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati, tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada, kuharap hanya diriMu yang bertahta…..





2 komentar:

subhanallah, sik sabar ya ukh... semua milik Allah, jiwa dan raga ini milik Nya, ketika Ia memilih utuk mengambil kembali dan menyimpannya di tempat terindah di sisi Nya, sungguh Ia sedang mepersiapkan yang terbaik untuk kita kelak... Lana pasti bisa... chayo lek mari lek nyanyi meneh wkwkwk... Allahuakbar

 

woyooouuu mbaakk..!! keep fighting!!
eh, btw aku wis mari kiihh.. sido nyanyi ra?? :P

 

Posting Komentar