JEJAK LANGIT

Rabbanaa,, maa khalaqta haadzaa baatila...

my page

"Lid-da'wati Robban yahmiihaa"

bagi dakwah selalu ada Rabb yang melindunginya....

“Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang ummat yang kau cintai.. Lagi-lagi memang seperti itulah dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret… Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari… Memang seperti itulah dawah..”

"Musuh-musuh ummat mestinya belajar untuk mengerti bahwa bayi yang dilahirkan ditengah badai tak akan gentar menghadapi deru angin. Yang biasa menggenggam api jangan diancam dengan percikan air. Mereka ummat yang biasa menantang dinginnya air di akhir malam, lapar dan haus di terik siang."
.
-KH Rahmat Abdullah-



"Apa yang mau diperbuat musuh-musuhku kepadaku? Surga dan tamanku ada di hatiku, ke manapun aku pergi ia tak pernah meninggalkanku. Dipenjaranya aku adalah kholwah, dibunuhnya aku adalah syahadah, diusirnya aku dari negeriku adalah siyahah." 
(Ibnu Taimiyah)



*jika Allah bersamamu, maka siapakah yang dapat mengalahkanmu?*

klavier spielen


.
..
...
....
Ia tertunduk di hadapan tuts tuts hitam-putih-hitam-putih yang dulu selalu menjadi tempat ia bercerita...

Sesuatu hal yang selalu mengusik hatinya kembali menyeruak….. kenangan tentang keraguan itu...

*****************
sudah hampir lebih dari tiga tahun berlalu, sejak terakhir aku memutuskan untuk meninggalkan dunia itu...
dan kini, terasa. masih terasa begitu lekat dan dekat.

angan terpendam yang membuatku spontan memilih judul itu untuk ujian sprechfertigkeit
"als ich sieben war, konnte ich klavier spielen"

hei. 
cerita itu mengalir begitu saja di depan kelas.. (walau dengan bahasa jerman yang masih belepotan strukturnya) cerita yang membuatku mengingat perjalanan kepada sebuah makna yang sebenarnya...

_________________________________________________________________
aku bisa memainkan piano saat aku masih berumur 7 tahun. bangga sekali. berulang kali di tunjuk sebagai perwakilan SD dalam acara-acara kesenian, berulang kali di minta mengisi acara, juga lomba-lomba baik tingkat sekolah, kecamatan, bahkan pernah pula mengisi di lomba kesenian tingkat kota..


penasaran, ku coba pula bersahabat dengan kesyahduan dawai gitar, gaharnya dentuman drum, kerumitan electone, kelembutan seruling, kepawaian harmonika, keanggunan biola.. hingga saat itu serasa not balok adalah satu-satunya huruf yang dapat ku mengerti maknanya.

descending slur, ascending slur, alcuna licenza, cadence, rubato, syncoption, ravivando, dan semua istilah itu.. ah, sukaaa sekali... :D


pertengahan belajar alat-alat musik, tentorku mengikutkanku pada sebuah pelatihan untuk mendapatkan semacam 'absolute pitch' (ketepatan identifikasi nada)
mulai dari pelatihan itu, aku mulai paham, bagaimana nada-nada itu tercipta.. dan aku takjub saat mencoba membuat musik-ku sendiri.. suara itu seakan bisa berbicara, mengerti akan setiap gesture hati yang ada....

musik benar-benar mewarnai hidupku dengan berbagai warna yang tak pernah aku lihat sebelumnya…. Bahkan dengan alunan nada-nada itu, semua hal yang tak bisa ku lakukan, dapat aku lakukan…. Segala kesendirian, sedih, cemas, marah, gelisah, semangat, kegembiraan, benci, cinta, akan luruh dalam bermacam-macam symphoni yang tergubah.. dan yang terpenting waktu itu, aku bisa menangis.... ya, menangis dengan musikku.....

semua itu berlanjut hingga nilai-nilaiku menurun karena aku keasyikan maen musik terus menerus,. dan tak pernah ku sangka, keputusan final yang diambil adalah dengan memasukkanku ke sebuah pesantren yang sangat ku benci.
ya, aku sangat benci.. karena disana kami para santri di 'haramkan' membawa atau memainkan alat musik apapun. paling pol mentok nyanyi, itu pun hanya boleh lagu shalawatan.

!@#$%^&*()_)(*&^%.....??

aku amat tersiksa. 
pekan-pekan pertama ku habiskan untuk menyewa studio musik, maupun pergi  bolak balik ke hall sekolah musikku dulu,. mahal. jatah duitku habis.

tak habis pikir, aku pun memutuskan bergabung dengan band indie yang semuanya cowok. jadi asisten guru seni musik sekolah, ikut band sekolah... ngelesin beberapa anak di sebuah lembaga musik,,


hehe, serasa bekas pesantrennya ga bersisaa. pergi pagi ke sekolah, pulang sekolah langsung ngeband sama temen2 ato anak luar, diselingin ngelesin, terus maen dan pulang malaaamm sekali. bahkan kadang nekat ga balik ke pondok karena pintu gerbangnya uda di gemboookkk :DD #anak.nakal

yaah, memang karena terbiasa dengan gaya hidup yang sangat tidak sehat, akhirnya aku sakit yang menurutku cukup parah, sampai berkali-kali muntah darah :O 
#SKIP#SKIP#SKIP#SKIP#

pokoknya cukup benar-benar drop waktu itu, sampe suatu waktu aku mendengar salah satu lagu favoritku diputar: symphoni no.7 milik beethoven
angan melambung.. tinggi.
"Hmm...aku sangat ingin bisa memainkan lagu ini… memainkannya dalam sebuah konser besar my piano concert….. disaksikan oleh beerrribu-ribuu orang.....
Dan mereka tersenyum… terhanyut.. masuk, menyatu dalam setiap symphony dan nada yang ku buat…
huuuaaaaa… indahnyaaaa ^^"

bersemangaaattt kembalii..!!
dengan obsesi itu, aku mulai rajjin mencari orkestra yang cocok dan membuka buanyak link dengan siswa SMM, sekolah yang sangaaaat amat amat amatt ku idamkan waktu itu :)

tapi Allah berkehendak lain,, malah aku masuk ke SMA N 5 YOGYAKARTA :( 
  • yang T.E.R.N.Y.A.T.A adalah sekolah yang T.I.D.A.K. A.D.A pelajaran seni musik.................duarrr#1
  • satu-satunya alat musik yang ada di sekolah hanya : keyboard yam**a yang sudah buram LCDnya (cuma boleh dipake waktu upacara)...............................jgleeeerr#2
  • siswa yang bawa alat musik ke dalam area sekolah tanpa kepentingan..............dapat poin negatif (=,=)''#3

L.E.N.G.K.A.P. S.U.D.A.H.

ini ceritanya, dunia musiknya lagi gempa :p


continued...........