JEJAK LANGIT

Rabbanaa,, maa khalaqta haadzaa baatila...

my page

nemu ini T.T (astaghfirullah)

nemu note di facebook yang mengerikan... klik disini

semoga kita dimudahkan dan diberi kekuatan untuk bisa terus menjaga diri... T.T aminn T.T

Qif!! Wastajib lakum....

Ungkapan hati santri

Sungguh ku bahagia, bisa menghafalkanya
Dan aku pun suka, ada yang mengajarinya
Dan aku pun bangga, walau ustadzku tuna netra

Reff: kusimpan Qur’an di hati, damainya tak terkira
Berawal dari niat yang suci, Qur’an kan ku jaga
Sampai mati..

Ku ingin tahu isi Al-Qur’an, dan mengamalkannya di dunia
Karna ku yakin dengan Al-Qur’an hidupku, mulia
Mulia sampai surga

Ku ingin kedua orang tuaku selalu tersenyum kepadaku
Karna doanya pada anaknya, menjadi permata di keluarga
Terimakasih ayah dan ibuku, yang selalu mendoakan diriku
Karena Ridhomu, cita-citaku kan menjadi nyata

Ibu juga ayahku ini terimakasihku
Maafkan aku, jika diriku sering mengecewakanmu
Terimakasih ustadz-ustadzahku yang telah mengajariku ilmu
Kesabaramu, keteguhanmu kan ku ingat slalu

************************
Terpesona dengan syair menakjubkan yang dibuat oleh anak-anak rumah tahfidz.. sejak kalimat pertama terlantunkan, rasanya sudah ada menusuk.. (MJJ biyaanggeett)

Ah, aku malu…. Malu kepada wajah-wajah polos mereka.. malu pada ketulusan dan kegigihan mereka untuk ikut menjaga Al-Qur’an.. malu kepada jiwa-jiwa suci yang semakin meyilaukan itu…

Hei,, sekecil itu.. mereka sudah ada kemauan yang besar untuk memberikan kontribusi mereka terhadap agama ini….sekecil itu, mereka sudah memikirkan surga dan juga mahkota cahaya yang bisa mereka berikan kepada orangtua mereka, dengan Al-Qur’an…

Tak kuasa lagi untuk menatap mereka.. sungguh aku malu..

**************
Indahnya,, indahnya jika Al-Qur’an mulia itu dapat tersimpan di dalam hati.. hingga ia bisa menjadi penerang dalam setiap langkah.. menjadi panutan saat terjadi berbagai goncangan dan kebimbangan… 

Alangkah indahnya,, jika hati pun bisa berjalan beriringan dan seirama dengan Al-Qur’an.. hingga ia kembali bisa menjadi putih keperakan, bersinar agung…

Sungguh indah, jika hati seputih itu berada dalam diri,, ia mampu untuk dimintai fatwa dalam perjalanan menuju Allah.. azzam yang tergas, orientasi yang jelas, ketenangan yang menyejukkan, juga semangat yang tak pernah padam…

Indah,,  jika ketika nanti pada detik-detik sakaratul maut, bibir ini masih bergetar melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an.. hingga saat itu pun menjadi saat terindah di dalam hidup, karena itulah awal dari kehidupan kita yang sebenarnya, karenaa itulaah awal dari melabuhnya rindu kepada Sang Maha cinta..

Betapa indahnya,, ketika di dalam kubur gelap gulita, sempit, tersekat pada kesendirian yang seakan tak berujung,, Al-Qur’an datang menemani, membawa berkas-berkas sinar indah menentramkan.. 

dan, bukankah indah?? Jika ditengah padang mahsyar, diantara bertriliyun-triliyun manusia yang dibangkitkan, yang sangat khawatir akan perhitungan yang pasti akan dilaksanakan terhadap setiap diri mereka.. hati kita tenang damai, karena Al-Qur’an ada disana… 

Lalu, akan sangat indah lagi di padang mahsyar itu, ketika terdengar sebuah suara yang memanggil seluruh hafidz dan hafidzoh yang ada, mengangkat dan  mendirikan mereka di atas mimbar cahaya.. dan menyuruh mereka memperdengarkaan hafalan mereka kepada seluruh manusia yang pernah hidup, kepada para nabi dan juga pada Rasul, kepada para sahabat, kepada paraa syuhada..

dan yang paling terpenting diatas semuaanya,, mereka juga diberi kesempatan untuk memperdengarkannya langsung kepada Allah….. T.T

***************
Ahhh.,, inginnyaaaa.. T.T

Apakah kalian juga ingin menjadi salah satu dari mereka-mereka yang sangat beruntung itu??

aku yakin, jawaban kalian pasti YA!!!
Emm.. lantas… sudah sampai mana hafalaannya, kawan????!! sudah berapa ayat yang mampu bertahan berada di relung-relung hati kita??

mari introspeksi,,
hufffhh...kenapa hafaan itu sangat mudah hilang dari ingatan, dari hati?? apakah karena hati ini sudah terlalu kotor hingga Al-Qur'an tak mau lama-lama singgah padanya?? apakah karena kita memang sudah terlalu menyepelekan Al-Qur'an, terlalu sibuk mengurus urusan-urusan dunia yang semu?? 


astaghfirullahal 'adzim.... :((


Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah kami dari apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami dari kebodohan kami. Karuniakanlah rizqi kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai kami. Wahai Tuhan sekalian alam.

getar hati para pemimpi

Ia pemuda biasa. Lahir dari keluarga miskin lagi pengungsi. Ia bermimpi untuk melawan kedzaliman yang mencakar koyak wajah bumi para Nabi, tanah kelahirannya. Suatu hari masih dalam sengatan mimpinya, ia bersama teman-temannya membuat sebuah acara kemah ketangkasan di pantai Gaza. Dan, dari sanalah kisah menakjubkan itu dimulai.

Di akhir acara mereka berlomba, mereka saling adu ketahanan. Siapa bias melakukan “head-stand”, berdiri dengan kepala dalam jangka waktu terlama, dialah sang pemenang.

Tiap menit, satu demi satu peserta menyerah. Lalu tinggallah di sendiri, pemuda itu. Di masih terus bertumpu di atas kepalanya bahkan sampai beberapa jam kemudian! Gila!! Teman-temannya berseru-seru. Tapi ia tak beranjak. Tetap tersenyum. Hingga pada satu titik waktu, ia tak tahan lagi. Serasa ada yang meledak dalam kepalanya. Lalu ia jatuh. Sayangnya saat mencoba bangkit, ia limbung. Ia jatuh lagi. Dan kakinya pun sulit digerakkan, bahkan serasa tak mampu menahan berat tubuhnya. Hari itu, usianya baru 16 tahun. Dan perkenalkan, nama pemuda itu adalah…. Ahmad Yassin.

Ia lumpuh di usia remajanya. Tapi mimpinya tak ikut lumpuh. Mimpi itu tetap menyala. Bahkan kian berkobar. Dengan kelumpuhannya ia memilih untuk menjadi guru agama Islam di sebuah sekolah dasar. Dan karena mimpi-mimpinya yang menjulang, murid-muridnya juga ikut tersengat. Konon, tiap kali ia mengajarkan sesuatu, murid-muridnya bak kerasukan. Mereka begitu bersemangat mengamalkan apa yang di katakannya.
Suatu hari disinggungnya tentang sholat malam. Maka paginya para wali murid memprotes pihak sekolah karena anak-anak mereka jadi bergadang semalaman menantikan sepertiga malam terakhir. Suatu hari, disinggungnya pula tentang puasa sunnah. Maka para orangtua pun kelabakan karena hari-hari berikutnya anak-anak mereka yang masih kecil memboikot sarapan pagi dan makan siang untuk berpuasa. Padahal mussim panas begitu dahsyat dengan siang panjang bermandikan matahari.

Duhai kekuatan apakah itu, yang ada pada guru lumpuh itu??

Itulah kekuatan jiwa. Begitu kokohnya ia hingga jasad yang rapuh itu bagaikan matahari, bersinar meledakkan. Bertahun-tahun dia di penjara Israel, sampai manusia pun bertanya apa bahayanya orang tua yang lumpuh penyakitan ini?? Dokter-dokter di penjara Israel hampir-hampir menganggapnya laboratorium hidup, karena hari tak berganti tanpa bertambahnya jenis penyakit di tubuh sang singa yang berkursi roda.

Ketika keluar dari penjara,  sampai pada waktu ia udzur, ia terus berjuang merealisasikan mimpinya. Kondisi yang tubuhnya yang semakin parah hingga lumpuh dari leher hingga ujung kaki dan setiap hari harus menggunakan kursi roda, tidak menghalangi. ia tetap meluaskan dakwahnya, memimpin dan membina umat, rakyat Palestina khususnya di Gaza.

Inilah lelaki yang sangat amat ditakuti Israel. Bukan yang seperti Rambo. Bukan yang badannya sekekar Ade Rai. Hanya seorang lelaki lumpuh berkursi roda yang bicara pun terbata-bata. Suaranya pun juga kecil hamper kehabisan bunyi. Tapi kekuatan jiwanya itulah, jiwa yang dipenuhi mimpi, keyakinan pada janji Illahi, membuatnya begitu perkasa, begitu berwibawa di hadapan jutaan pasukan bersenjata lengkap berkendara lapis baja.

Sekali lagi perkenalkan, namanya Ahmad Yassin…

nama lengkapnya Syekh Ahmad Ismail Yasin, lahir tahun 1938 di desa Al-Jura, sebelah selatan kota Gaza.
Beliau syahid pada saat sedang puasa sunah Senin-Kamis, hari Senin, 1 Shafar 1425 H/ 22 Maret 2004 M karena kendaraanya di hantam oleh 3 rudal penjajah Zonis Israel, setelah melaksanakan sholat subuh berjama’ah di masjid Al-Mujama’ Al-Islami, Gaza.

Rudal kawan,, 3 buah rudal.. semenakutkan itukah seorang Ahmad yassin bagi israel? Hingga untuk membunuh seorang tua yang tak berdaya pun mereka harus menggunakan ruddal-rudal..

Allahu Akbar!!!
Selamat jalan mujahid, doa kami mengiringi.. dengan jiwa yang tentram suci, kepada Allah kembali.. :)


mutiara dari sang singa

sebelum baca potingan ini, harap baca dulu "getar hati para pemimpi" .. biar tau dulu kisahnya ^^

dan berikut ini adalah salah satu petikan khutbah beliau:


"Sesungguhnya aku, seorang tua yang lemah, tidak mampu memegang pena dan menyandang senjata dengan tanganku yang sudah mati (lumpuh). Aku bukan seorang penceramah yang lantang yang mampu menggemparkan semua tempat dengan suaraku (yang perlahan ini) Aku tidak mampu untuk kemana-mana tempat untuk memenuhi hajatku kecuali jika mereka menggerakkan (kursi roda)-ku Aku, yang sudah beruban putih dan berada di penghujung usia. Aku, yang diserang pelbagai penyakit dan ditimpa bermacam-macam penderitaan 

Tapi adakah segala macam penyakit dan kecacatan yang tertimpa ke atasku turut menimpa bangsa Arab hingga menjadikan mereka begitu lemah. Adakah kalian semua begitu, wahai Arab, kalian diam membisu dan lemah, ataukah kalian semua telah mati binasa Adakah hati kalian tidak bergelora melihat kekejaman terhadap kami sehingga tiada satu kaumpun bangkit menyatakan kemarahan karena Allah.

Tiada satu kaumpun (di kalangan kalian) yang bangkit menentang musuh-musuh Allah yang telah mengobarkan perang antarbangsa ke atas kami dan menukarkan kami daripada golongan mulia yang dianiaya dan dizhalimi kepada pembunuh dan pembantai yang ganas. (Tidak adakah yang mau bangkit menentang musuh-musuh) yang telah berjanji setia untuk menghancurkan dan menghukum kami.

Tidak malukah ummat ini terhadap dirinya yang dihina sedangkan padanya ada kemuliaan. Tidak malukah negara-negara ummat ini membiarkan penjajah Zionis dan sekutu antarabangsanya tanpa memandang kami dengan pandangan yang mampu mengesat air mata kami dan meringankan beban kami 

Adakah kekuatan-kekuatan ummat ini, pasukan tentaranya, badan-badannya, dan tokoh-tokohnya tidak mau marah karena Allah dengan kemarahan sebenarnya lalu mereka keluar beramai-ramai sambil menyerukan, “Ya Allah, perkuatkanlah saudara-saudara kami yang sedang dipatah-patahkan, kasihanilah saudara-saudara kami yang lemah ditindas dan bantulah hamba-hambamu yang beriman!” 

Adakah kalian tidak memiliki kekuatan berdoa untuk kami? 

Seketika nanti kalian akan mendengar mengenai peperangan besar ke atas kami dan ketika itu kami akan terus berdiri dengan tertulis di dahi kami bahwa kami akan mati berdiri dan berdepan dengan musuh, bukan mati membelakang (dalam keadaan melarikan lari) dan akan mati bersama-sama kami, anak-anak kami, wanita-wanita, orang-orang tua, dan pemuda-pemuda.

Kami jadikan di kalangan mereka sebagai kayu bakar buat ummat yang diam dalam kebodohan! Janganlah kalian menanti hingga kami menyerah atau mengangkat bendera putih kerana kami telah belajar bahwa kami tetap akan mati walaupun kami berbuat demikian (menyerah). Biarkan kami mati dalam kemuliaan sebagai mujahid.

Jika kalian mau, marilah bersama-sama kami sedaya mungkin. Tugas membela kami terpikul di bahu kalian. Kalian juga sepatutnya menyaksikan kematian kami dan menghulurkan simpati. Sesungguhnya Allah akan menghukum siapa saja yang lalai menunaikan kewajiban yang diamanahkan.

Dan kami berharap kepada kalian supaya jangan menjadi musuh yang menambah penderitaan kami. Demi Allah, jangan menjadi musuh kepada kami wahai pemimpin-pemimpin ummat ini, wahai bangsa ummat ini." 

(ahmad yassin)

************





Kala fajar hendak berpendar, 
mentari pun belum bersinar
Sebongkah dendam membara,
memburu sang hamba nan bersahaja

Raganya tak seperti kita,
namun semangatnya menembus semesta
Dari kursi roda mengguncang dunia,
untuk kemerdekaan palestina

Darah membuncah menyirami bumi
Tubuhnya terhempas tercabik
Namun dia hidup di sisi illahi
Dalam nikmat abadi

Selamat jalan hai mujahid, doa kami mengiringi
Dengan jiwa nan tentram suci, kepada Allah kembali


(shoutul harakah)



dawai rindu

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, 


dan mudahkanlah untukku urusanku,


dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,


supaya mereka mengerti perkataanku, 


dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, 


(yaitu) Harun, saudaraku,


Teguhkanlah dengan dia kekuatanku, 
dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku,  
supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, 
dan banyak mengingat Engkau, 
Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami". 
          (thaha : 25-35)






subhanallah,, doa yang indah sekali.....


ana ukhibukum fillah.. :) 

was ist ukhuwah im islam??

Ukhuwah oder Toleranz bedeutet Sanftmut und Duldsamkeit. Nach Ibn Al-Atheer ist sie „das Erdulden“. Alfayrouz Abadi zufolge bedeutet das Verb „tolerieren“, nachsichtig dulden (1) . Toleranz ist eine Art von Wohltun der Seelen, die sich daran gewöhnt haben, Wohltäter zu lieben. Toleranz führt deswegen zur Zuneigung, Verbundenheit sowie Ablehnung der Gewalt und der gegenseitigen Abneigung. Toleranz ist ein schlagendes Herz und eine reine Seele, frei von Gewalt und Extremismus.

Gott hat seinem Gesandten die höchste Stufe der Toleranz befohlen. So spricht Gott zum Propheten Muhammad im Koran und sagt: „[...] vergib ihnen und verzeihe; siehe Allah liebt die Gutes Tuenden.“(2) An einer anderen Stelle heißt es: „[...] vergib daher mit großer Nachsicht.“ (3) Vergebung bedeutet: „die Sünde nicht tadeln“ und Verzeihung bedeutet „nicht länger nachtragen.“ (4) Dass man nicht nachtragend ist, ist der Gipfel der Toleranz und das Ziel des Gläubigen, nach dem wir gemäß Allahs Worten sterben sollen: „Unser Herr, vergib uns und unseren Brüdern, die uns im Glauben vorausgegangen sind, und lass in unseren Herzen keinen Groll sein gegen diejenigen, die glauben.“ (5) 

Zu den Wohltaten und Gnaden Gottes gehört die Sendung unseres Propheten Muhammad (Allahs Segen und Friede auf ihm). Diese Gnade und die damit verbundene Zuneigung, Toleranz, Verzeihung und Konsultation entnehmen wir den Texten aus dem Koran und der Sunna. Ihre erste Phase kristallisiert sich in Medina durch das Verhalten des Propheten (Allahs Segen und Friede auf ihm), sowohl mit den Muslimen als auch mit den Nichtmuslimen. Durch seine Aussagen und seine Taten erkennen wir die Bedeutung der Toleranz in den verschiedenen Bereichen des Lebens.

Trotzdem glauben einige Menschen, die die Wahrheit dieser Religion nicht kennen, dass der Islam keine Toleranz, keine Verzeihung und keine Duldsamkeit kennt, und dass er nur Gewalt und Extremismus fördert. Solche Menschen haben sich nicht die Mühe gegeben, Fakten über den Islam aus ursprünglichen Quellen zu suchen, und sich lediglich damit begnügt, Gerüchte und Einwände der Nichtgläubigen zu hören, welche die Gelüste anbeten und die Scheinargumente durch ihre entwickelten Massenmedien zu bestätigen versuchen.

Aus diesem Grund bieten wir diese Arbeit in der Hoffnung, die Wahrheit zu verdeutlichen und die Fälschungen durch entscheidende Beweise und Fakten aus dem Koran, der Sunna und der islamischen Geschichte zu entkräften.

die informationen:
1. Al-Nihaiya wa Al-Kamus, Kapitel: Sa ma ha
2. Sura 5 Der Tisch (al-Ma'ida), Vers 13.
3. Sura 15 Al-Hidschr, Vers 85.
4. Siehe Fath Al-Qadir von Al-Shawkani, 1/28.
5. Sura 59 Die Versammlung (al-Haschr), Vers 10.





**************
*dibuat seharian penuh, dalam rangka tugas beschriebe (menulis deskripsi) bebas.. T.T
*subhanallah,, benar-benar kuliah yang penuh dengan keanehan.. :p haha,,