JEJAK LANGIT

Rabbanaa,, maa khalaqta haadzaa baatila...

my page

eM-Je-Je

Ternyata usia tak selalu berbanding lurus dengan kedewasaan. Bersikap seperti anak-anak padahal beban dakwah semakin banyak. Ummat ini sedang butuh kontribusimu, jangan kau tambah lagi masalah ummat dengan kemanjaanmu. 
Ingat, 
Komitmen kita di jalan dakwah ini akan Allah bayar, jauh lebih mahal dari materi yang selama ini kita kejar. Jadi jangan beralasan meninggalkannya, mengakhirkannya, hanya karena disibukkan dengan permasalahan-permasalahan pribadi. 
Syurga itu amat mahal,, dan takkan dapat dicapai dengan upaya seadanya saja. 

Buang sifat manja, buktikan bahwa kita pantas menjadi pejuang dakwah yang bermanfaat bagi sesama manusia, yang siap berkerja untuk ummat, siap bekerja untuk bangsa. Membangun, mengokohkan tonggak-tonggak kejayaan yang telah dibangun dengan darah dan keringat pendahulu kita.


*******************
masyaAllah... dalem buanget.... T.T
ah, memang. semua masalah-masalah bodoh ini tak akan berarti..
buat apa menye-menye, buat apa melo-melo.. 
udalaaahh,, mau di pikir, mau kagak.. sama ajah..
mending mikirin hal-hal yang lain, yang lebii manfaat buat akhirat :)


let's fastabiqul khairat, ihwah fillah!! :DD




*sekilas semangat,, dalam proses menghapus tragedi abu-abu hari ini....

serpihan karang

aku tak kuasa membayangkan,, bagaimana itu surga...
seperti aku tak mengerti, kenapa kebahagiaan bisa buncah diatas perih luka....


aku tak pernah tahu,, sejauh mana kata 'indah' kehilangan makna jika harus berhadapan dengan keagungan surga...
seperti aku tak bisa pahami, kenapa cinta bisa begitu saja terhujam pada hal-hal yang sebelumnya sangat ku benci...


ah,, tapi aku tak terlalu peduli


yang aku tahu, surga itu ada dalam tiap langkah menuju rengkuhan ridha Rabb-ku.....


yaa, cukup hanya itu saja.. ^^



untitled

hitam,, legam,, buta oleh pekatnya bayang-bayang..
derap-derap langkah yang merengkah
terkadang tak mau mengerti, walau disana badai menghalangi
bodoh. sampai kapan
ini bukan lagi persolan perasaan
tapi ini sudah menyangkut iman....


lihatlah,....
bukankah aku hanyalah bangkai busuk menghinakan
aku hanyalah setetes air di gelombang lautan
aku hanyalah debu di sahara padang gersang
aku hanyalah jasad pembawa kotoran
aku hanyalah setitik nutfah yang tertumpah
apa artinya??
maka ketika aku telah menjual seluruh diriku untukNya... 
#masihkah kau bertanya??
__karena sungguh memang tak ada yang ku punya,, selain hanya Dia... =)

harmoni kehidupan

Hati adalah keheningan. jika manusia tidak menemukan keheningan dalam hatinya, maka tidak ada satu tempat pun di dunia ini yang menawarkan keheningan, juga kebeningan.


Hati yang hening, adalah hati yang sunyi lagi sepi dari riuh rendahnya senandung suara dunia. Yang bergema di dalamnya adalah suara langit yang syahdu,, membeningkan kalbu.








saat kesadaran akal dan kebeningan hati sudah terbingkai keyakinan,, maka semua pandangan adalah keindahan, hidup pun juga berarti kebahagiaan


dan uniknya,, ketika kita berusaha membuat keindahan yang kita rasakan juga dirasakan dan dipunyai oleh orang lain,, maka Allah akan menggantikan keindahan kebahagiaan yang kita rasakan dengan kebahagiaan lain yang lebih nyata, dan mengalirlah dari diri kita kepribadian yang terpuji lagi indah..
____membuat kita bahagia meskipun tidak memiliki... :)


Rabbi,,, bunga adalah sentuhan kelembutanMu, matahari adalah dekap hangat ridhaMu, angin adalah belai kasihMu, dan air adalah caraMu menyentuh kebeninganku agar selekasnya melabuh dalam kebeninganMu..

 


jiwa.....

                    أسفاً لعبد كلما كثرت أوزاره قلّ استغفاره ، و كلما قرب من القبور قوي عنده الفتور
Menyesal-lah hamba; kian banyak dosanya, makin sedikit istighfarnya; kian dekat ke kuburnya, makin kuat kehampaan maknawinya. -Imam Ibnul Jauzy-

hampa. gersang. kelam.
seakan jiwa benar-benar kosong, tak ada lagi tumpuan untuk melangkah.. 
sempit sekali. melangkah sendiri. dihujat sana-sini. tak ada yang mau peduli.

yaa,, setiap dari kita pasti pernah merasakan hal seperti itu...

begitulah memang,, sebab penderitaan terbesar dari manusia, adalah jiwa yang cepat goyah dan bimbang saat menghadapi sesuatu yang sebenarnya remeh. Penderitaan paling berbahaya adalah ketika tujuan hidup kita yang demikian agung, terbentur oleh keadaan hidup yang sesungguhnya sepele. Persoalan remeh, yang kita lihat secara keliru, kemudian mengakibatkan sempitnya dada, nafas tersengal, kesal hati, murung wajah, hati yang bergemuruh duka cita, bahkan air mata dan dendam. Hingga istirahat terganggu, pikiran tidak tentu arah.


hanya malu mengglegak dalam dada, ketika menilik kisah kisah menakjubkan dari orang orang yang namanya terukir dalam sejarah karena perjuangan dan kehebatannya..
ah, rasanya ingin sekali seperti mereka...

mereka sama dengan kita. mereka manusia. mereka juga punya perasaan dan juga masalah yang sama atau bahkan lebih pelik dari masalah kita.

tetapi bedanya, mereka yang dirahmati Allah itu, para sahabat, salafus salih,, menyikapi berbagai persoalan dengan lapang dada. Mungkin saja mereka berduka, bersedih, kecewa, atau barangkali tersulut sedikit kemarahannya. Tetapi mereka berhasil menguasai hatinya kembali. Hati mereka tetap ridha, mata mereka tetap teduh, ketenangan mereka sama sekali tidak terusik. Betapa indahnya.


merekalah manusia yang mengerti benar sebab dan tujuan mereka hidup di dunia. merekalah manusia yang mampu memimpin hati, pikiran, nafsu dan jasadnya..
__bukan malah menye-menye menomor satukan perasaan yang manja, dan mengakhirkan tujuan.. 


hhh,, astaghfirullahal 'adzim..


"Jika engkau menghadapi dunia dengan jiwa lapang, engkau akan memperoleh banyak kegembiraan yang semakin lama semakin bertambah, semakin luas, duka yang makin mengecil dan menyempit. Engkau harus tahu bahwa bila duniamu terasa sempit, sebenarnya jiwamulah yang sempit, bukan dunianya.”(Ar-Rafi’i)




bismillah,,
kita yang harus menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri!!! ALLAHU AKBAR!!